Tren Politik Global: Nasionalisme vs. Multilateralisme
Tren Politik Global: Nasionalisme vs. Multilateralisme
Tren politik global saat ini sedang dipengaruhi oleh pertarungan antara nasionalisme dan multilateralisme. Nasionalisme, yang menekankan kepentingan negara sendiri di atas segalanya, mulai menguat di berbagai belahan dunia. Sementara itu, multilateralisme, yang menekankan kerja sama antar negara untuk mencapai tujuan bersama, juga masih menjadi pilihan bagi sebagian besar negara.
Menurut sejumlah pakar, trend nasionalisme ini terutama dipicu oleh ketidakpuasan terhadap globalisasi dan lemahnya pemerintahan global. Profesor John J. Mearsheimer dari University of Chicago mengatakan, “Nasionalisme muncul sebagai reaksi terhadap globalisasi yang dianggap merugikan negara-negara berkembang dan mengabaikan kepentingan nasional.”
Di sisi lain, multilateralisme tetap dianggap sebagai solusi terbaik untuk menanggulangi masalah-masalah global seperti perubahan iklim, perdagangan bebas, dan konflik bersenjata. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam pidato tahun baru 2021, “Kita harus bersatu dalam semangat multilateralisme untuk mengatasi tantangan global yang semakin kompleks.”
Namun, realitas politik global menunjukkan bahwa nasionalisme masih mendominasi kebijakan luar negeri beberapa negara. Contohnya adalah kebijakan “America First” yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump selama masa pemerintahannya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik antar negara dan ketidakstabilan global.
Meskipun demikian, beberapa negara seperti Jerman dan Prancis tetap memegang teguh prinsip multilateralisme dalam hubungan internasional mereka. Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan, “Kami percaya bahwa hanya dengan bekerja sama secara multilateral, kita bisa mencapai perdamaian dan kemakmuran bagi semua.”
Dengan berbagai tantangan dan konflik yang terjadi di dunia saat ini, penting bagi negara-negara untuk menemukan keseimbangan antara nasionalisme dan multilateralisme. Karena pada akhirnya, kepentingan negara sendiri tidak bisa dipisahkan dari kepentingan global yang lebih luas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, “Kita harus menghormati kedaulatan negara sambil tetap berkomitmen pada kerja sama internasional yang lebih besar.”