Peran Media Massa dalam Membentuk Opini Politik Nasional Indonesia
Peran media massa dalam membentuk opini politik nasional Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam dunia politik. Media massa memiliki kekuatan untuk mengarahkan pandangan masyarakat terhadap suatu isu politik dan memengaruhi sikap serta pilihan politik mereka.
Menurut Dr. Arif Susanto, seorang pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, media massa memiliki kekuatan untuk menjadi “agenda setter” yang dapat menentukan topik-topik penting yang dibicarakan oleh masyarakat. Dengan demikian, media massa dapat membentuk opini politik masyarakat sesuai dengan narasi yang mereka sampaikan.
Selain itu, peran media massa dalam membentuk opini politik juga dapat dilihat dari bagaimana mereka memberitakan berita politik. Seorang jurnalis senior, Bambang Harymurti, mengatakan bahwa media massa memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan informasi yang akurat dan seimbang. “Media massa tidak boleh hanya menjadi alat propaganda politik, tetapi harus menjadi penjaga kebenaran dan keadilan,” ujarnya.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media massa juga rentan terhadap pengaruh politik. Beberapa media massa dapat terjebak dalam narasi politik tertentu dan menjadi alat propaganda bagi kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk bijak dalam menilai informasi yang disajikan oleh media massa dan melakukan cross-checking dengan sumber yang lain.
Dalam konteks Indonesia, peran media massa dalam membentuk opini politik nasional semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Media sosial, misalnya, telah menjadi platform yang sangat kuat dalam membentuk opini politik masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudah membagikan dan menyebarkan informasi politik melalui media sosial, yang kemudian dapat memengaruhi pandangan politik mereka.
Dengan demikian, peran media massa dalam membentuk opini politik nasional Indonesia tidak dapat dianggap remeh. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita perlu kritis dalam menyikapi informasi yang disajikan oleh media massa dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi politik yang disampaikan. Sebagaimana disampaikan oleh John F. Kennedy, “The great enemy of truth is very often not the lie — deliberate, contrived and dishonest — but the myth — persistent, persuasive and unrealistic.”
Sumber:
1. Dr. Arif Susanto, pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia
2. Bambang Harymurti, jurnalis senior
3. John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat ke-35